Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Format Perbaikan Soal (Ulangan Harian dan PTS)

Perbaikan soal merupakan tahapan revisi terhadap soal yang dianggap tidak valid/dapat diterima setelah melalui proses analisis.

Bagaimana soal bisa dianggap tidak valid?

Soal dianggap tidak valid dan harus diperbaiki apabila data nilai yang diperoleh para peserta didik setelah mengerjakan soal bersangkutan tidak memenuhi standar dalam penghitungan matematika untuk hal-hal tertentu, misalnya soal tidak dapat menghasilkan sebaran data yang baik dan menentukan mana kelompok atas, menengah, dan bawah.

Apa yang menyebabkan soal tidak dapat membedakan kelompok atas, menengah, dan kelompok bawah?

Jawaban yang paling logis yaitu karena soal bersifat terlalu mudah atau terlalu sulit bagi semua peserta didik (siswa).

Ketika soal terlalu mudah, maka nilai yang dihasilkan dari kegiatan ulangan harian atau PTS semua siswa memiliki nilai yang seragam (semuanya besar). Sebaliknya. Jika soal terlalu sukar, maka nilai siswa pun akan sama-sama kecil atau dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Tentunya soal yang demikian kurang baik karena tidak bisa membedakan mana siswa yang lebih cerdas, cerdas, dan cukup.

Oleh sebab itu, perlu adanya revisi atau perbaikan terhadap soal (baik soal ulangan harian maupun PTS) yang terlalu mudah atau pun terlalu sukar agar soal dapat membedakan mana kelompok nilai teratas, sedang, dan nilai di bawah KKM.

Kapan perbaikan soal dilakukan oleh guru?

atau Kapankah guru harus melakukan perbaikan atau revisi pada soal yang dibuatnya?

Soal dapat diperbaiki apabila guru sudah melakukan analisis pada hasil ulangan harian atau penilaian tengah semester. Sehingga dari data tersebut (nilai), guru dapat menghitung daya pembeda pada sebuah soal sehingga akan diketahui hasilnya. Jika hasil membuktikan bahwa sebuah soal yang dianalisis tidak dapat membedakan kelompok atas, menengah, dan bawah, maka bisa jadi soal yang diberikan pada ulangan harian atau PTS terlalu sulit (ditunjukkan dengan perolehan nilai yang sangat kecil) atau terlalu mudah (nilainya di atas rata-rata). Sehingga akan mendapati kesimpulan bahwa soal tidak valid atau ditolak.

Jika kesimpulannya demikian, maka itulah saat dimana guru harus melakukan perbaikan/revisi pada soal yang ditolak.

Bagaimana cara memperbaiki soal yang terlalu sulit atau terlalu mudah?

Pada dasarnya soal dikatakan terlalu sulit apabila banyak siswa yang nilainya kurang. Adapun soal dikatakan terlalu mudah apabila para siswa nilainya sangat besar.

Yang menjadi pertanyaan. Bagaimana cara memperbaikinya?

Soal yang terlalu sukar dapat diganti level kognitifnya ke tingkat C1 (Pengetahuan) atau C2 (Pemahaman) jika sebelumnya soal merupakan ranah aplikasi (C3).

Begitu juga apabila soal terlalu mudah, guru perlu mengganti level kognitif dari soal yang tadinya bersifat menguji pemahaman (C2) menjadi soal yang menguji pengetahuan (C1).

Setelah semua soal yang telah ditolak sudah diperbaiki, maka selanjutnya guru menyalin soal yang sudah diperbaiki ke dalam format perbaikan soal.

Format perbaikan soal

Baik soal ulangan harian maupun soal PTS, perbaikan soal tetaplah harus dilakukan guna meningkatkan mutu kerja guru dalam evaluasi hasil belajar siswa.

Bagaimana format perbaikan soal tersebut?

Berikut ini formatnya:

format perbaikan soal (ulangan harian dan pts)
Gambar 1 - format perbaikan soal

Nah, itulah format yang dapat dibagikan. Semoga pembahasan dalam artikel ini bermanfaat bagi Ibu/Bapak guru yang akan menyusun buku kerja guru 3 (tiga).