Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Internal Link Manual atau Otomatis, Mana Lebih Baik?

Hai Sobat Blogger...
Untuk menyamakan konsep kita pada artikel ini, terlebih dahulu akan saya definisikan apa yang saya maksud dengan internal link manual dan related posts.

Internal link manual yang saya maksud di artikel ini adalah link yang terdapat dalam tulisan artikel yang dibuat sengaja secara manual oleh penulis menggunakan teks jangkar (anchor text). Adapun definisi dari 'Related Posts' yaitu artikel atau postingan terkait yang umumnya dibuat secara otomatis menggunakan kode HTML (tertanam dalam template) dan posisinya terletak di akhir artikel.

Nah, saya harapkan dengan definisi tersebut sekarang kita punya sudut pandang yang sama untuk melanjutkan pembahasan ini.

Jadi, manakah yang lebih berkesempatan untuk dibuka oleh pengunjung/ pembaca? Internal link dalam postingan atau related posts?

Sebelum menyimpulkan hal tersebut, kita perlu studi kasus dulu, Sobat.

Perlu diketahui, dua hal tersebut pada dasarnya dibuat dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menawarkan informasi yang relevan kepada pembaca di situs/ blog. Dengan kata lain, internal link yang dibuat secara manual ataupun related posts, keduanya dibuat untuk memandu pengunjung supaya menemukan informasi penting yang masih berkaitan dengan topik yang sedang dibaca.

Lalu dimana perbedaannya?

Perbedaan Internal Link yang Dibuat Manual dalam Posting dengan Related Posts


Perbedaan Internal Link manual dengan Related Posts pada dasarnya terletak pada kontrol pembuatannya.

Maksudnya?

Internal link manual dibuat langsung oleh penulis dalam artikel, berarti kontrol dalam pembuatan-nya lebih bebas atau bersifat penuh tergantung keinginan penulis. Maksudnya, penulis bisa dengan bebas meletakkan posisi internal link mau dimana dan apa teks yang akan ditautkan dengan link tersebut.

Misalnya, saya membuat internal link di artikel ini pada artikel lainnya yang masih dalam satu blog dengan menggunakan anchor teks: "Cara Membuat Internal Link yang Baik dan Benar Menurut Standar Pedoman Webmaster".

Anchor text atau Teks Jangkar adalah Teks atau Kalimat yang ditautkan pada sebuah link atau URL

Apakah bisa membuat internal link dengan teks seperti itu? Tentu bisa, Sobat.
Bagaimana kalau saya membuat internal link dengan anchor:
"Teknik Membuat Internal Link yang Bermanfaat untuk Pengunjung" ?

Apakah bisa juga? Jelas bisa.

Kita bebas meletakkannya dimanapun dan apapun anchor text nya.

Tapi ingat...

Ada aturan yang mesti dipegang teguh oleh seorang webmaster.
Intinya internal link harus dibuat dengan tujuan untuk Membantu Pengunjung menemukan informasi bermanfaat yang masih relevan dengan informasi yang sedang dibaca.

Kalau begitu, masih bisa disebut navigasi? Ya... Tepat sekali. 👍

Bagaimana dengan Related Posts?

Jika internal link manual itu lebih bebas dalam pembuatannya, related posts tidak demikian. Related posts itu lebih kaku.

Kaku bagaimana?

Anchor text untuk related posts akan selalu sama dengan teks judul yang kita tulis pada sebuah postingan atau artikel.

Jika sebuah artikel dibuat dengan judul: "Cara Membuat Internal Link yang Baik bagi Pembaca" maka di related posts pun kata yang tampil akan sama seperti itu.

Jadi, kontrol dalam pembuatannya tidak bebas. Ini disebabkan karena related posts hanyalah tampilan yang muncul otomatis karena kode HTML di blog. Lain halnya dengan internal link yang dibuat secara langsung dalam postingan.

Sekarang Anda mungkin lebih paham, kan?

Nah, sekarang sekarang kita akan mengkajinya dari segi keefektifan dan peluangnya untuk dibuka oleh pengunjung atau pembaca.

Saya akan membawa Anda pada sebuah pertanyaan.

Ketika Anda membaca sebuah artikel, bagian mana yang lebih dahulu Anda baca?
Bagian atas atau bawah? 😁

Bercanda, Sobat...
Pasti kita akan membaca artikel dari atas ke bawah.

Kalau demikian, mana yang lebih awal akan dilihat oleh pembaca? Internal link di dalam postingan atau related posts?

Tentu saja internal link dalam postingan yang akan lebih dulu dilihat karena related posts itu posisinya ada di bawah (di akhir) artikel. Jadi, tentu saja internal link itu yang lebih berpeluang untuk dibuka ketimbang related posts.

Ada hal yang perlu diingat...
Meski demikian, tidak serta merta setiap internal link dalam artikel selalu dibuka. Itu akan bergantung pada seberapa besar manfaat yang dirasakan pembaca terhadap artikel Anda yang sedang dibaca pengunjung.

Itulah yang menjadi alasan mengapa internal link perlu diterapkan pada artikel yang lebih berkualitas di blog Anda. Dengan menerapkan internal link pada artikel yang terbaik memungkinkan internal link tersebut akan diakses sehingga dapat meningkatkan pageview atau jumlah tayangan artikel di blog Anda.

Kesimpulan:

Antara internal link dalam artikel/ postingan dengan Related Posts yang lebih berpeluang untuk dibuka atau diakses oleh pembaca adalah internal link pada postingan. Alasannya sebagaimana dibahas di atas. Meski demikian, kita tetap membutuhkan elemen related posts pada situs/ blog karena penggunaan internal link dalam artikel memang tidak bisa dibuat dalam jumlah yang terlalu banyak karena itu dapat menguras tenaga kita.
Belum lagi, sebagian webmaster ada yang menjelaskan bahwa pembuatan internal link yang terlalu dioptimasi atau berlebihan bisa menyebabkan situs / blog terkena penalti dari Google, sehingga menyebabkannya jatuh peringkat di search engine. Meski demikian, saya selalu beranggapan bahwa selama kita membuat internal link yang bertujuan untuk membantu pengunjung dalam mengeksplorasi informasi bermanfaat dan relevan di blog kita, Its Ok, No Problem.

Sekian yang bisa saya sampaikan. Semoga artikel yang simple ini bisa bermanfaat bagi rekan Blogger di mana pun Anda berada.